Moderator berperan penting untuk menghidupkan dan memandu jalannya acara agar tetap sesuai dengan tema dan tujuan serta sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Selama perjalanan Saya, Bern (Bernhart Farras – bern.id) memandu ribuan acara sejak 2013. Di mana pengalaman moderator saya diawali dengan menjadi moderator CEO IBM, Tan Wijaya dan CEO XL, Hasnul Suhaimi. Secara garis besar, Saya mempelajari bahwa moderator yang hebat adalah moderator yang dapat memfokuskan perhatian pentonton kepada topik yang disampaikan oleh pembicara.
Sebelumnya, perlu diketahui bahwa moderator berbeda dengan pewara (pembawa acara) atau biasa dikenal mc (master of ceremony). Tugas moderator adalah memandu jalannya diskusi dengan narasumber, sedangkan mc memandu acara seremoni secara umum.
Berikut beberapa cara menjadi Moderator Hebat:
Jangan terlalu mempersiapkan narasumber
Jangan terlalu mempersiapkan narasumber / panelis. Semakin kita mempersiapkan narasumber sebelumnya, semakin besar kemungkinan mereka akan bosan untuk menjawab pertanayaan. Apalagi, jika Moderator memberikan pertanyaan yang sama dengan sebelumnya, banyak narasumber akan mempersiapkan tanggapan tanpa konten yang dibuat dengan cermat (dalam beberapa kasus, bahkan narasumber meminta bantuan pihak lain untuk menyiapkan jawaban). Pertanyaan paling banyak yang dapat Moderator berikan sebelum acara sekitar dua atau tiga pertanyaan saja untuk membuat narasumber merasa nyaman.
Tapi persiapkan diri sebelum acara dimulai
Moderator harus menjadi diri yang lebih siap dari siapapun yang ada di atas panggung karena moderator harus mampu membangkitkan pertanyaan tentang industri dan informasi terbaru serta isu-isu hangat. Moderator ditantang untuk menjadi orang yang dapat melakukan ini dalam waktu nyata (real-time), jadi persiapkan pertanyaan sebelumnya menggunakan berbagai sumber penelitian.
Jika Moderator tidak memiliki pengetahuan yang cukup untuk menggairahkan acara, segara tolak undangan untuk memoderasi acara tersebut. Moderator juga dapat membuat makna menjadi bias jika tidak paham tentang topik yang sedang dibahas.
Moderator juga harus meriset para narasumber secara mendalam, mulai dari nama mereka, pekerjaan, pengalaman, hal-hal unik dan lainnya. Buatlah inovasi dalam menyampaikan profil barasumber, moderator yang memegang CV dan membacakannya apa adanya itu membosankan. Bubuhilah dengan story telling dan jika bisa, lengkapi dengan tayangan animasi. Namun perlu diingat bahwa moderator tidak boleh terpaku pada salindia, moderator harus berbicara lancar seakan tanpa tayangan dengan tanyangan mengikuti sebagai latar belakang.
Hal yang tidak kalah penting juga adalah pakaian yang dikenakan moderator. Saran saya, pakaian terbaik adalah pakaian yang sesuai dengan situasi acara.
Diusahakan, narasumber tidak perlu menggunakan salindia (Power Point / Slide)
Di beberapa kasus, narasumber lebih baik tidak perlu menggunakan salindia. Jika salah satu narasumber menggunakan salindia, maka kemungkinan besar semua narasumber menginginkannya juga. Ini berlaku untuk siapapun, baik narasumbernya adalah CEO dan pemenang Hadiah Nobel, jangan biarkan mereka memberikan salindia yang “terlalu singkat”. Karena tim teknis akan menemui kesulitan dalam memindahkan atau mengitegrasikan salindia pertama ke salindia yang lainnya.
Adil terhadap seluruh narasumber
Jangan biarkan narasumber menggunakan sesuatu yang khusus. Misalkan setiap orang menerima aturan tidak ada video, tetapi seorang narasumber muncul dengan ide cerdik untuk menampilkan video perusahaan “singkat saja”. Seharusnya moderator hanya menjawab dengan: “Tidak bisa.”
Batasi pengenalan diri sendiri
Batasi pengenalan diri narasumber dan disarankan untuk memberi waktu dalam 30 sampai 60 detik saja. Jika bisa, Moderator lebih baik tidak membacakan biografi setiap panelis karena kemungkinan besar akan ada kesalahan pengucapan, salah paham atau tidak tepat dalam menyorot bagian penting dari latar belakang narasumber.
Berbagi Kontak mata
Seluruh komponen acara itu penting, moderator harus membagi kontak mata dengan narasumber, peserta, bahkan terkadang juga dengan panitia. Lihat narasumber, ajukan pertanyaan, lalu lihat peserta. Jangan hanya terfokus dengan narasumber karena moderator harus memandu narasumber untuk dapat berbicara langsung kepada peserta. Selain itu, jangan ragu untuk memberi tahu panelis untuk berbicara lebih keras atau lebih dekat ke mikrofon.
Moderator bukan sang pemeran utama
Tujuan utama moderator adalah membuat para narasumber terlihat pintar. Bukan untuk membuat dirinya sendiri terlihat pintar — atau menarik perhatian paling banyak. Ingat, moderator bukan narasumber tambahan, jangan memberikan penjelasan secara berlebihan atas topik yang dibawakan oleh narasumber karena bisa menimbulkan kesan bahwa moderator mendominasi. Terdapat perbedaan antara moderator yang tidak paham materi dengan memposisikan diri sebagai orang yang menstrukturkan komunikasi.
Secara garis besar, moderator dapat membuat panelis terlihat pintar dengan 3 cara:
- Beri peserta beberapa pertanyaan mudah. Misalnya, “Menurut Anda, masalah yang paling mendesak di industri digital saat ini?”
- Ekstrak informasi yang baik dari narasumber dengan menyusun ulang, meringkas, atau mengklarifikasi apa yang mereka katakan. Seorang moderator yang baik hanya menyumbang 10% dari waktu bicara panel karena moderator, bukan pemeran utamanya.
- Sanjung dengan konklusi hebat yang menekankan pentingnya konten yang disampaikan oleh narasumber
Tapi tunggu dulu, pemeran utamanya juga bukan para narasumber.
Sang Pemeran Utama
Membuat narasumber terlihat pintar bukan berarti membiarkan narasumber untuk membuat peserta bosan atau terganggu. Teori saya adalah bahwa moderator disebut sebagai moderator karena perannya untuk memastikan bahwa narasumber merupakan konten yang dapat dinikmati oleh peserta. Moderator yang baik adalah pendukung audiens untuk kebenaran dan wawasan. Ketika seorang narasumber melakukan promosi penjualan atau mengatakan kebohongan, moderator secara moral berkewajiban untuk meluruskannya.
Moderator sebisa mungkin mengalokasikan sekitar 30% dari durasi acara untuk pertanyaan dari peserta. Lebih dari itu, peserta akan kehabisan pertanyaan berkualitas tinggi. Jika waktunya kurang, maka penonton akan merasa seperti tidak berpartisipasi. Untuk berjaga-jaga, jika tidak ada yang bertanya maka moderator selalu siap dengan beberapa pertanyaan bagus kalau atau bisa juga, Moderator bisa “memanggil” peserta yang telah menanyakan pertanyaan bagus (namun, cara memanggil pesera sebelumnya seringkali gagal) .
Hal penting, di mana perlu diingat juga bahwa sebagai moderator Anda harus adil. Limitasi 1 atau 2 pertanyaan saja untuk tiap peserta. Pastikan juga tidak ada pertanyaan tambahan yang tidak terkait pertanyaan sebelumnya. #setiaporangmemilikipeluangyangsama #adil
Pun jika ada pertanyaa tambahan terkait, pastikan moderator mengingatkan peserta untuk bertanya singkat dan lugas ke narasumber spesifik.
Moderator Hebat
Menurut saya, seorang moderator dapat dikatakan hebat jika:
- Tidak terpaku pada pertanyaan yang telah disiapkan sebelum acara dimulai.
- Dapat menangkap kata inspiratif dan informatif dari narasumber secara cepat. Contohnya: investor yang mengatakan bahwa “Kami tahu gelembung bisnis digital akan meledak, jadi kami sangat berhati-hati dengan investasi.” Moderator dapat bertanya kembali: “Lalu mengapa Anda berinvestasi di Pranala.app?” Membuat narasumber bukan berarti tidak memancing dia untuk mengeluarkan informasi penting
- Membuat jembatan pertanyaan dan konklusi antar narasumber, contoh: ketika saya menjadi moderator di acara teknologi logistik, di mana terdapat perusahaan teknologi logistik konvensional, modern, dan masa depan. Saya bertanya secara tersetruktur dari yang konvensional terlebih dahulu dan berlanjut ke narasumber selanjutnya agar penonton dapat melihat perkembangan yang terjadi di industri dan masa depan dari industri tersebut.
Cara-cara yang sudah saya sebutkan tidak akan membuat anda langsung ahli menjadi moderator, diperlukan pengalaman dan pembiasaan serta kemauan untuk terus belajar. Moderator memerlukan persiapan yang matang dan latihan.
Leave a Reply